Perusahaan Dan Sumber Daya Tidak Trampil

Penat rasanya hari ini, setelah seharian bekerja, berfikir dan melaksanakan tanggung jawab dan beban kantor yang seakan tiada pernah habisnya. Keseharian yang tipikal dari kota besar seperti Jakarta, yang serba sibuk dengan apa saja. Kegiatan dan pekerjaan kantor biasanya akan menjadi beban yang memerlukan perhatian tinggi, apabila menghadapi masalah komplain dan sebagainya. Komplain bisa berasal dari internal dan bisa juga berasal eksternal.

Pada pekerjaan yang memberikan jasa pelayanan, kepuasan pelanggan adalah merupakan kunci dari keseluruhan aktivitas perusahaan. Problem terjadi bila sumber pelayanan dari perusahaan tidak dapat bekerja dengan optimal karena sumber daya tidak menguasai skillnya sebagai pemberi jasa yang berkualitas. Hal ini bisa menyebabkan, delivery atau pemberian jasa dari perusahaan akan menjadi beban buat perusahaan, karena akan menerima komplain sebagai imbalan dari jasa yang diberikannya daripada revenue.

Yang menambah buruk suatu perusahaan jasa, bukan saja karena ketidakmampuan sumber daya perusahaan yang memberikan layanan yang berkualitas, namun juga adanya pekerjaan sampingan dari para sumber daya yang berada di perusahaan dalam rangka memberikan jasa pelayanannya secara pribadi. Prilaku seperti ini banyak didapati oleh perusahaan yang memiliki sumber daya yang memberikan pelayanan jasa sebagai bagian inti dari kegiatan usahanya.

Biasanya, semakin terampil dan berkualitas jasa pelayanan dari sumber daya perusahaan, maka akan ada indikasi sumber daya tersebut melayani tugasnya atau memberikan jasanya secara pribadi kepada para pelanggannya. Hal ini, biasanya dialami oleh perusahaan yang memiliki sumber daya trampil. Tetapi pada beberapa kasus, sumber daya perusahaan yang tidak trampil pun akan memberikan pelayanan ketrampilan seadanya sesuai bidangnya secara pribadi kepada para pelanggan perusahaannya. Dan, hal ini banyak diminitai oleh para konsumer, karena dengan mendapat pelayanan secara pribadi, harga yang dihasilkan oleh sumber daya tersebut cenderung lebih murah daripada harga yang diberikan oleh perusahaan.

Dalam keterbatasan lowongan pekerjaan dewasa ini, hal seperti ini merupakan paradoks yang dialami oleh perusahaan. Disisi lain, ketika menghadapi sumber dayanya, perusahaan dituntut untuk selalu memberikan kesejahteraan kepada karyawannya, disisi lain, karyawan dengan tuntutan ekonomi memberikan jasa yang sama kepada para pelanggan perusahaan secara pribadi dengan harga yang relatif lebih murah.

Kondisi seperti ini bisa membawa ke situasi dimana perusahaan tidak dapat mempertahankan kegiatannya karena rongrongan oleh sumber dayanya sendiri.

-pHg-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Depan Milenial Abad 21 Prediksi

Jakarta Tanpa Korupsi - Mimpi Baru Yang Banyak Musuhnya

Pemimpin Perusahaan