Bertahan Dalam Kepenatan Hidup

Sudah mendekati satu minggu dari hari kenaikan bahan bakar minyak yang diumumkan pemerintah. BLSM pun sudah digulirkan oleh pemerintah kepada yang dianggap memenuhi syarat walaupun diberbagai tempat masih terjadi kerancuan akan hal ini. Masyarakat sudah mulai menghadapi bulan Ramadhan, dimana segala persiapan dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan. Berbagai kebutuhan poko sudah merangkak naik, demikian juga harga tarif angkutan umum.

Bagi sebagian orang, kenaikan bahan bakar minyak tidaklah terlalu berarti bahkan hampir tidak berarti. Bayangkan, setelah kenaikan BBM, jalanan di ibukota semakin padat oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Penjualan kendaraan roda dua ditenggarai meningkat, karena pemilik roda empat mulai mencoba beralih ke roda dua, dan orang yang baru membeli kendaraan ada kecenderungan untuk memilih roda dua karena faktor efisiensi.

Hanya saja, sebagian besar masyarakat merasa sangat terbeban dan cenderung terhimpit akibat adanya kenaikan bahan bakar minyak ini. Beban tersebut sangat berpengaruh sekali sampai-sampai menjadi apatis akan keadaan yang terjadi. Penghasilan sudah tidak dapat lagi ditambah dan cenderung menurun dan sekarang segala sesuatu menjadi mahal.

Mensiasati hal ini akan terasa sangat sulit, dan cenderung tidak dapat dihindari. Pengurangan untuk berbagai pengeluaran yang tidak mendasar menjadi pilihan. Pemangkasan, efisiensi dan pengetatan pengeluaran menjadi prioritas saat ini agar dapat bertahan kalau tidak kalah.

Prinsip untuk tetap bertahan menjadi pilihan yang diambil agar segala sesuatu bisa berjalan seperti adanya. Kepenatan menjadi umum dan sangat wajar saat ini. Bertahanlah,,,,,

-pHg -
-Gultom Family-

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Depan Milenial Abad 21 Prediksi

Jakarta Tanpa Korupsi - Mimpi Baru Yang Banyak Musuhnya

Pemimpin Perusahaan