Mitos Mimpi Anda Membuat Kaya

Mimpi adalah suatu kata yang tidak asing ditelinga kita, menurut KBBI mimpi adalah sesuatu yang terlihat disaat orang tertidur atau bisa juga angan-angan. Nah, banyak mitos beredar bahwa mimpi menjanjikan inovasi terhadap seseorang yang mengalaminya dengan harapan. Para ahli telah diberitahu bahwa itu adalah portal rahasia menuju mahakarya. Pintu menuju ide bisnis bernilai jutaan dolar. Dari Teori Relativitas hingga Senja, dengan mimpi adalah penciptanya.

Mary Shelley menulis Frankenstein setelah mengalami mimpi buruk tentang seorang manusia mekanik. Elias Howe memimpikan kanibal yang melambai-lambaikan tongkat runcing. Di pagi hari dia menemukan mesin jahit. Google terkenal muncul ketika seorang lulusan berusia 22 tahun bermimpi bahwa dia telah mengunduh seluruh internet. Penglihatan malam hari Larry Page menjadi dasar suatu algoritma. Kode tersebut selanjutnya mendasari situs web (yang dulunya) paling populer di dunia.


Sains telah membuktikan hubungan antara mimpi dan inovasi dan memberi para ahli cara untuk mengendalikannya.
Dalam beberapa dekade terakhir, teknik ilmu saraf telah berkembang pesat. Sekarang kita dapat menyelidiki secara objektif ke dalam otak yang tertidur. Kaitan antara mimpi dan inovasi menjadi lebih jelas.

Sepuluh tahun yang lalu, para peneliti memperhatikan sesuatu yang aneh pada manajer dan pimpinan proyek di perusahaan ataupun organisasi yang teknologi tinggi. Beberapa dari mereka mempunyai mimpi yang sangat kreatif dan penuh emosi. Karyawan yang bermimpi seolah memberikan inovasi bisnis yang lebih baik.

Korelasi seperti ini selalu menuntut penelitian komprehensif yang hati-hati. Para peneliti tidak dapat memastikan apakah mimpi itu sendirilah yang menyebabkan inovasi tersebut.Tidak ada bukti bahwa manajer proyek menerima arahan ataupun petunjuk dimalam hari tentang cara membangun perangkat lunak.


Para ilmuwan malah memberikan penjelasan yang lebih hati-hati.

Orang yang terbuka terhadap pengalaman baru dan kurang direktif dalam pendekatan hidupnya, lebih sering bermimpi. Tipe karakter orang seperti ini juga lebih memungkinkan ruang buat tim mereka untuk bereksperimen lebih bebas. Fleksibilitas inilah yang menghasilkan inovasi komersial.
Memang, kita sudah lama mengetahui bahwa ciri kepribadian keterbukaan adalah penentu penting dalam cara seseorang bermimpi.

Namun demikian, itu adalah langkah maju yang berani untuk mengikat kehidupan intim impian seseorang dengan Kaitannya pada bisnis.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Maju cepat pada milenial ini memungkingkan para ahli Psikolog sekarang bahkan mampu menanamkan mimpi yang mendorong kreativitas di otak yang tertidur.


Pada beberapa waktu lalu, para peneliti Harvard Medical School menemukan cara untuk mendorong orang yang sedang tidur agar bermimpi tentang topik tertentu. Mereka mengeksploitasi titik mengantuk tepat sebelum tidur (dikenal sebagai N1).
Protokol baru mereka akhirnya memberikan para ahli akses kendali atas penyampaian kreativitas impian seseorang.

Para ilmuwan memainkan suara orang yang sedang tidur dengan mengatakan, “Ingatlah untuk memikirkan sebuah pohon.” Percobaan ini dianggap berhasil. Rata-rata, 70,3% dari laporan mimpi menyertakan pohon. Secara kritis, setelah bangun, kreativitas dalam tugas yang berhubungan dengan pohon meningkat.

Jika ambisi kita adalah merekrut impian kita untuk sibuk memecahkan masalah sambil tidur, kita sudah sangat dekat dengan garis finis.
Jika tujuan para ahli adalah menciptakan kembali percikan iluminasi yang mengungkap, antara lain, struktur DNA, para ahli mungkin akan kecewa dan tidak akan mendapatkannya. Saatnya untuk berhenti sejenak dan memeriksa keinginan kita untuk memegang kendali.


Mimin memang seorang fanatik mimpi dan realistis. Kemajuan ilmiah seperti ini seharusnya menjadi berita gembira bagi semua orang. Sebaliknya, intrusi itu tampaknya asusila.Mungkin mimin bosan dengan budaya hiruk pikuk yang tiada henti dan semakin curiga terhadap pemujaan kita terhadap penciptaan nilai finansial.


Umat ​​manusia telah memperdebatkan sifat mimpi selama ribuan tahun. Dan tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Di tengah perbincangan ini, ada satu hal yang disepakati oleh para neuroscientist, agama, dan psikoanalis.

Kapan impian kita bermutasi dari keajaiban menjadi sumber daya?

Budaya para pejuang rupiah terobsesi dengan produktivitas.
Bekerja keras adalah tanda karakter moral. Gagal melakukannya adalah kemalasan, dan dosa. Berbicara tentang dosa sudah tidak lagi menjadi tren. Namun para pejuang rupiah terus menempatkan pencapaian produktif sebagai pusat keberadaan mereka secara inklusif.
Saat ini para pejuang rupiah masih terpikat oleh kinerja produktivitas. Mimin secara bodoh berpikir bahwa alam bawah sadar akan patuh.
Tidak mengherankan jika para pejuang rupiah masih memandang dengan tidak setuju pada pemborosan tidur.


Syukurlah, sebagian dunia kita, sebagian dari diri kita sendiri, berada di luar kapitalisme.
Nenek moyang kita tidak menuntut impian ini.


Sources: Emily Cook, PhD

Sponsor : GSolusi Safetying Your Electrical

Sponsor : Ma'Sammy Kentang Mustofa





Postingan populer dari blog ini

Masa Depan Milenial Abad 21 Prediksi

Jakarta Tanpa Korupsi - Mimpi Baru Yang Banyak Musuhnya

Pemimpin Perusahaan