Pencitraan Politik

Menjadi seorang yang terkenal di masyarakat apalagi menjadi suatu ikon penting dan sensitif dalam masyakat sepertinya tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkannya. Diperlukan pencitraan yang benar-benar terukur dan terstruktur untuk membuat seseorang bisa menjadi ikon tertentu. Program pencitraan tidaklah murah, cenderung mahal dan sulit dilakukan oleh orang awam. Dibutuhkan dana, team pendukung, serta pencitraan yang melibatkan media yang bisa mengekspose secara masif untuk ini.

Seorang politisi bisa menjadi sangat terkenal, bahkan cenderung menjadi ikon isu sensitif bagi partainya, pastilah merupakan aset yang sangat berharga bagi partai politik tersebut. Aset tersebut bisa sangat berpengaruh pada kehidupan partai politik tersebut, bisa dibilang cenderung menyatu dengan naik turunnya pamor partai tersebut.

Politik pencitraan, beberapa tahun belakangan ini menjadi sangat dikenal di masyarakat. Mengikuti metoda teknik pemasaran dari perusahaan-perusahaan besar dalam memperkenal produk andalannya, pencitraan politik juga hampir lebih memiliki pola yang sama. Dalam mengangkat isu sensitif, tidak segan-segan partai politik memajukan elitnya untuk dapat menjadi ikon tertentu yang tentunya diharapkan dapat menarik minat dan simpatik rakyat kepada partai tersebut.

Menurut perhitungan dan analisa partai yang membuat pencitraan, tidak terdapat kecacatan maupun analisa lain yang dimasukkan dalam perhitungan, kecuali analisa politik. Hal ini merupakan suatu analisa yang mengutamakan sasaran jangka pendek dibandingkan dengan sasaran jangka panjang. Ketika disadari, banyak sekali elit politiknya tidak sesuai dengan jargon atau pencitraan tertentu, aksi tutup mata bahkan prilaku defensif yang berskala kuat di praktekan. Prilaku defensif inilah yang justru akan menimbulkan suatu arus balik dari pencitraan yang dijalankan selama ini. Bila tidak lekas diperbaiki, maka kemungkinan besar yang terjadi adalah, program pencitraan tersebut akan menjadi tidak berguna sama sekali dan cenderung kontra produktif.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah, bahwa teknik pencitraan politik ini mengadopsi prilaku manajemen marketing, maka harus dilihat dan disadari adanya life cicle produk pencitraan tersebut. Saat life cicle menunjukkan penomena menurun dan cenderung negatif, maka harus dilakukan teknik rebranding terhadap produk tersebut.

Bagi masyarakat, yang utama adalah bukan karena pencitraan tersebut yang dapat mengambil simpatik hati rakyat. Bagaimana kejujuran suatu partai politik untuk dapat membangun bangsa dan negara ini tanpa adanya obsesi, kepentingan maupun maksud-maksud tersembunyi lain yang dapat merugikan negara ini dan mencerai kepercayaan rakyat. Kecintaan pada rakyat secara total yang didamba dari para elit politik ini, agar dapat membuat rakyat merasa diperhatikan, dan dapat mencintai para elit politik pilihannya.

-pHg-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Depan Milenial Abad 21 Prediksi

Jakarta Tanpa Korupsi - Mimpi Baru Yang Banyak Musuhnya

Pemimpin Perusahaan